Header image

Saturday, April 7, 2007

Merayakan Film Independent

Jiffest datang lagi. Kali ini film-film yang akan ditawarkan makin beragam. Lebih dari 230 film dari 32 negara akan diputar di ajang festival ini. Di JiFFest Anda bisa menyaksikan film-film internasional berkualitas dengan jajaran film-film yang mungkin sudah sering Anda dengar tapi belum pernah Anda saksikan di layar bioskop. Selamat berburu film ya..



Musim panas 1944. Seorang penyayi berkebangsaan Jerman, Rachel Stein (Carice van Houten) bersembunyi dari kejaran orang-orang Nazi. Dia selamat ketika rumahnya hancur dan keluarganya dibantai. Rachel melarikan diri dan bergabung dengan kelompok Dutch resistance fighters. Pimpinan kelompok itu berhasil menyakinkan Rachel agar bersedia menyusup ke Pusat Keamanan Jerman. Misinya mencari dan mempengaruhi orang nomer satu di Pusat Keamanan itu dan memasang jebakan terhadap jaringan para penghianat.

Anda bisa menyaksikan perlawanan Rachel ketika Nazi berkuasa di Jerman itu dalam Black Book karya Paul Verhoeven. Film ini menjadi bagian dari film yang akan diputar dalam Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2006, 8 – 17 Desember mendatang.

Lebih dari 230 film dari 32 negara akan diputar di ajang festival ini. Di JiFFest Anda bisa menyaksikan film-film internasional berkualitas dengan jajaran film-film yang mungkin sudah sering Anda dengar tapi belum pernah Anda saksikan di layar bioskop.

Ada Film-film “World Cinema” yang menampilkan film-film besar dengan nama-nama besar seperti Walk The Line yang meraih Oscar itu. Atau Marie Antoinette yang diperankan Kirsten Dunst yang bercerita tentang Ratu Prancis, istri Raja Louis XIV.

Film pemenang Cannes film Festival, The Wind Who Shakes The Barley juga akan diputar. Film ini dibintangi Cillian Murphy yang pernah bermain dalam Cold Mountain, Batman Begins, dan Red Eye. Film-film lainnya adalah Café Transit (Iran), The Lives of Others (Jerman), dan Pan Labyrinth (Mexico). Ketiganya merupakan film-film akan maju dalam kompetisi Academy Awards.

JiFFest 2006 juga akan memutar film-film pendek terbaik dari Belanda, Jerman, Jepang, Indonesia, Malaysia, China, Thailand, dan Filipina. Semisal film The Anniversaries besutan Ariani Darmawan yang bercerita tentang potret sebuah hubungan suami-istri yang monoton. Adapula film-film documenter yang sangat layak Anda tonton.

Tontonlah “An Inconvenient Truth”. Ini adalah film domenter terlaris tahun 2006. Film ini dibintangi Al Gore, yang pernah menjadi Wapres AS di masa Presiden Bill Clinton. An Inconvenient Truth”. ini bercerita tentang kampanye Al Gore terhadap pemanasan global.

An Inconvenient Truth begitu jelas dan gambalang dalam menyajikan ancaman pemanasan global. Shanghai akan tenggelam dan mengakibatkan korban 40 juta orang, sementara kota-kota di Bangladesh dan Calcutta di India bisa menimbulkan bencana bagi 60 juta penduduk, negeri Belanda akan tenggelan dan New York pun juga tenggelam. Semua itu akan terjadi dalam waktu 10 tahun ke depan. Yang lebih mengerikan dunia terancam mengalami kembali zaman es seperti yang terjadi pada 650.000 tahun yang lalu.

Atau tontonlah A Heros’ Journey yang bercerita tentang Timor Leste. A Heros’ Journey adalah film dokumenter berdurasi delapan puluh menit yang disutradarai oleh sutradara film indepneden Singapura, Grace Phan.

Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao bahkan dijadwalkan akan menghadiri pemutaran “A Hero’s Journey”. Gusmao adalah tokoh yang menyuarakan perdebatan mengenai masa depan Timor Leste. Gusmao akan menjadi narator dan pemandu cerita film sembari mengajak penonton untuk melihat ke negaranya yang berisi pemandangan alam yang indah dan cerita mengharukan dari orang-orang yang pernah terjajah.

Ini tahun kedelapan bagi JiFFest dalam mengelar festival semacam ini. Kita tahu orang-orang JiFFest memang “orang-orang gila” yang terus nekad bikin festival film besar-dengan dana begitu gede- tanpa peduli restu dari pemerintah. Tapi disitulah menariknya. Nama JiFFrest menjelma menjadi festival film independent terbesar se-Asia.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, JiFFest kali ini akan tetap diburu para pecandu film. Karena bagi mereka, memburu film adalah “ibadah”.

No comments: